MAKALAH
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Analisis Dalam Restoran (Starbucks)
D
I
S
U
S
U
N
O
L
E
H
Nama : Meylo Adiputra
NPM : 1620200090
MJ4A
Dosen Pengampuh : Charisma Ayu Pramuditha,
M.HRM
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) MDP
Palembang
2018/2019
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah karena izin-Nya jualah sehingga penulis dapat mewujudkan
semua ini. Melalui usaha keras di tengah hambatan dan
keterbatasan, penulis mencoba melakukan yang terbaik untuk menyusun makalah ini
tentang " Analisis Dalam Restoran (Starbucks).
Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal
ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis, baik
dalam hal pengetahuan dan pengalaman.
Karena itu, sebagai penulis saya mengharapkan dengan sangat dan
dengan tangan terbuka segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini selanjutnya. Penulis berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat kepada orang-orang yang membacanya, terutama
kepada penulis sendiri.
Penulis juga mengucapkan terima kasih atas segala bantuan,
petunjuk, saran dorongan dan izin yang telah diberikan dari berbagai pihak
semoga bernilai ibadah dan mendapatkan imbalan yang berlipat ganda. SemogaAllah
SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin Ya Robbal
Alamin.
Palembang, 07 April 2018
Penyusun
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sebuah impian dan rencana yang dilaksanakan dengan sempurna adalah
karakter dari sebuah bisnis hebat. Pada tahun 1980, impian besar pemilik
Starbucks adalah membuka sebuah kedai di Portland, Oregon. Dengan lebih dari
11.000 kedai di seluruh dunia pada tahun 2008, maka perusahaan ini telah
melampaui cita-cita awalnya. Konsep sederhana Starbucks namun membuatnya sangat
berhasil adalah MENYEDIAKAN KOPI YANG NIKMAT DALAM SEBUAH LINGKUNGAN YANG
SANTAI DAN NYAMAN (STARBUCKS EXPERIENCE).
Seorang manajer Starbucks mengatakan, “Cara
kami membangun perusahaan dengan berbagi kesukesan bersama semua orang yang
terlibat di dalamnya dan tidak mengabaikan orang-orang kami adalah contoh yang
sangat bagus dalam membangun bisnis dengan cara yang benar. Kami menyediakan
sebuah lingkungan kerja yang hebat dan memperlakukan satu sama lain dengan
penuh rasa hormat dan bermartabat.” Apabila seorang pemimpin
mengharapkan karyawannya bisa memenuhi dan melampaui harapan pelanggan, maka
pemimpin itu harus membalasnya dengan memperhatikan dan melampaui harapan
karyawannya. Para karyawan harus merasa dihargai secara pribadi, dan karena di
tempat kerja itulah sebuah hubungan penuh makna dibangun.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan restoran?
2.
Bagaimana profil restoran Starbucks?
3.
Bagaimana analisis restoran Starbucks?
1.3
Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa itu restoran?
2.
Untuk mengetahui bagaimana profil restoran Starbucks?
3.
Untuk mengetahui bagaimana analisis dari restoran
Starbucks?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Restoran
Restoran atau rumah makan adalah usaha penyediaan jasa makanan dan minuman dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan dan penyajian di suatu tempat tetap yang tidak berpindah-pindah dengan tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba (Permen Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No.11 Tahun 2014).
Berikut ini definisi dan pengertian restoran atau rumah makan dari beberapa sumber buku:
- Menurut Atmodjo (2005:7), restoran adalah
suatu tempat atau bangunan yang diorganisir secara komersil, yang
menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua konsumen baik berupa
makanan ataupun minuman.
- Menurut Soekresno (2000:7), restoran adalah
suatu usaha komersial yang menyediakan pelayanan makan dan minum bagi umum
dan dikelola secara profesional.
- Menurut Suyono (2004:1), restoran adalah
tempat yang berfungsi untuk menyegarkan kembali kondisi seseorang dengan
menyediakan kemudahan makan dan minum.
Produk restoran
Produk yang dihasilkan
restoran adalah totalitas dari makanan, minuman, dan seperangkat atribut
lainnya, termasuk didalamnya rasa, warna, aroma makanan, harga, nama makanan
dan minuman, reputasi restoran, serta jasa pelayanan dengan keramah-tamahan
yang diterima guna memuaskan keinginan pelanggan (Soekresno, 2000:8). Secara
umum, terdapat tiga komponen produk yang dipasarkan oleh restoran, yaitu:
1.
Makanan
dan minuman.
2.
Pelayanan
(service) termasuk cara pelayanan, keramah-tamahan karyawan, valet parking,
perhatian khusus seperti ulang tahun, hiburan, dan komplimentari foto untuk
pelanggan.
3.
Suasana
(ambience), termasuk : tema, lighting, seragam, furniture, kebersihan,
perlengkapan, dekorasi, dan penataan meja.
Jenis-jenis Restoran
Berdasarkan kegiatan dan makanan atau minuman yang
disajikannya, restoran diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai
berikut (Atmodjo, 2005):
1. A’la carte restaurant. Menu lengkap dan dan merupakan restoran tanpa aturan mengikat atau
bebas.
2. Table d’hotel. Restoran dengan menu yang lengkap dan menyajikan setiap menu berurutan
dari menu pembuka sampai penutup. Biasanya erat hubungannya dengan hotel.
3. Coffe shop. Merupakan
tempat makan dan minum yang menyuguhkan suasana santai tanpa aturan yang mengikat
dan biasanya menyuguhkan racikan kopi sebagai menu spesial di luar
makanan-makanan kecil atau makanan siap saji.
4. Cafeteria. Merupakan
tempat makan dan minum yang terbatas menyajikan roti atau sandwich serta
minuman-minuman ringan yang tidak beralkohol, biasanya erat hubungannya dengan
kantor.
5. Canteen. Merupakan tempat
makan dan minum yang menyajikan berbagai makanan-makanan instan dengan harga
yang terjangkau.
6. Continental restaurant. Restoran yang memberikan kebebasan bagi pengunjungnya untuk memilih
bahkan mengiris makanan yang dipesannya sendiri.
7. Carvery. Merupakan
restoran yang biasanya terdapat di motel kecil dan menyajikan makanan dan
minuman sederhana.
8. Discotheque. Merupakan
tempat makan dan minum yang menyuguhkan suasana hingar bingar musik sebagai
daya tariknya. Biasanya menyuguhkan makanan dan minuman cepat saji.
9. Fish and chip shop. Restoran yang menyajikan menu ikan dan kripik atau snack sebagai menu
utama.
10. Grill room. Restoran
dengan menu masakan panggang atau barbekyu sebagai menu andalan.
11. Intavern. Restoran
kecil di pinggiran kota yang biasanya menyuguhkan makanan cepat saji dan
minuman kopi.
12. Pizzeria. Restoran
dengan menu pizza dan pasta sebagai menu utama.
13. Creeperie. Restoran
yang menyajikan berbagai menu kreps dan manisan.
14. Pub. Restoran yang
menjual minuman beralkohol.
15. Cafe. Tempat untuk
makan dan minum dengan sajian cepat saji dan menyuguhkan suasana yang santai
atau tidak resmi.
16. Specialty restaurant. Merupakan tempat untuk makan dan minum yang memiliki tema khusus atau
kekhususan menu masakan yang akan disajikan dan biasanya memiliki citarasa yang
berbeda dengan restoran lain.
17. Terrace restaurant. Merupakan tempat makan dan minum yang umumnya terletak di luar ruangan
dan biasanya erat hubungannya dengan fasilitas hotel. Di Negara-negara barat
terrace restaurant biasanya hanya buka saat musim panas saja.
18. Gourment restaurant. Merupakan tempat untuk makan dan minum yang biasanya diperuntukkan
bagi orang-orang yang sangat mengerti akan citarasa sehingga banyak menyediakan
makanan-makanan lezat dengan pelayanan yang megah dan harga yang mahal.
19. Family restaurant. Merupakan restoran sederhana untuk makan dan minum keluarga atau
rombongan dengan harga yang tidak mahal serta menyuguhkan suasana nyaman dan
santai.
20. Main dining room. Merupakan ruang makan besar atau restoran yang umumnya terdapat di
hotel, penyajian makanannya secara resmi, servis yang diberikan dapat
menggunakan gaya prancis maupun rusia, sedangkan orang-orang yang datang pada
umumnya juga menggunakan pakaian resmi formal.
2.2 Profil Restoran “Starbucks”
Starbucks Corporation adalah sebuah
jaringan kedai kopi dari Amerika Serikat yang bermarkas di Seattle, Washington.
Starbucks adalah perusahaan kedai kopi terbesar di dunia, dengan 15.012 kedai
di 44 negara. Logo Starbucks berasal dari Syren, ikan duyung berekor kembar dan
bermahkota dari mitologi Yunani. Logo ini sendiri dipilih karena nama Starbucks
berasal dari cerita Kapten Ahab, yang berpetualang di lautan lepas sehingga
pemilihan syren ini dirasa tepat dan ada keterkaitan. Logo starbucks yang
memperlihatkan sebuah brand hijau dengan dua bintang dan dan memperlihatkan
duyung syren yang yang memakai tiara /mahkota. Hal ini agak kontroversial namun
menarik dan mudah diingat untuk dikenal di seluruh dunia. Strabucks menjual
kopi, minuman panas berbasis espresso, minuman dingin dan panas lainnya,
makanan ringan, serta cangkir dan bijih kopi. Melalui divisi Starbucks
Entertainment dengan merek Hear Music, perusahaan ini juga memasarkan buku,
musik, dan film.
Sejak pertama kali dibuka di Seattle,
Starbucks tumbuh dengan sangat cepat. Pada tahun 1990-an, Starbucks banyak
membuka kedai baru. Pertumbuhan ini terus berlanjut sampai tahun 2000-an. Pada
akhir maret 2008, Starbucks telah memiliki 16.226 kedai, 11-434 diantara berada
di Amerika Serikat. Namun pada 1 juli 2008, Starbuck mengumumkan bahwa mereka
akan menutup 600 kedai dan memotong rencana pertumbuhannya di Amerika Serikat,
dikarenakan melemahnya kondisi ekonomi. Pada 29 juli 2008, Starbucks juga
memberhentikan 1.000 pegawainya. Penutupan dan pemberhentian kerja ini
merupakan akhir dari pertumbuhan pesat Starbucks yang dimulai pada tahun
1990-an.
SEJARAH PERUSAHAAN
SEJARAH PERUSAHAAN
Starbucks Coffee pertama kali dibuka pada
tahun 1971 di Seattle oleh Jerry Baldwin, Zev Siegel, dan Gordon Bowker. Howard
Schultz bergabung dengan perusahaan ini pada tahun 1982 dan terinspirasikan
oleh bar espresso di Italia, membuka jaringan Il Giornale pada tahun 1985.
Beberapa saat setelah pemilik aslinya membeli Peet’s Coffee and Tea, Starbucks
dijual pada Howard yang kemudian mengganti nama Il Giornale dengan nama
Starbucks pada tahun 1987.
Starbucks pertama di luar Seattle adalah di
Vancouver dan Chicago pada 1987 sedangkan cabang pertama di luar Amerika Utara
terletak di Tokyo, Jepang yang dibuka pada 1996.
PT Mitra Adhi Perkasa mendapatkan lisensi
untuk mengoperasikan Starbucks di Indonesia. Selanjutnya PT Mitra Adhi Perkasa
menunjuk Anthony Cottan, seorang yang berpengalaman dalam Customers Service,
untuk meluncurkan dan mengelola merk tersebut. Anthony dengan anggota 8 orang
dari Jakarta ingin belajar untuk 3 bulan di Seattle, sebelum membuka toko
pertama pada bulan Mei 2002.
VISI DAN MISI
Pendirian Starbucks sebagai pengirim
persediaan kopi terbaik di dunia, sementara memelihara prinsip kami sewaktu
tumbuh. Berikut prinsip membimbing yang akan membantu kami mengukur kepantasan
keputusan kami:
o Menerapkan standart tertinggi keunggulan
kepada pembelian, memanggang, dan pengiriman segarkopi kami.
o Mengembangkan dengan memuaskan antusias
pelanggan setiap waktu.
o Menyumbang secara positif ke komunitas kami
dan lingkungan kami.
o Mengakui profitabilitas adalah pokok masa
depan kesuksesan kami.
Hingga saat ini Starbucks telah memiliki
cabang di berbagai negara termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri Starbucks
tersebar diberbagai kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Medan,
Bandung dan tempat-tempat strategis lain seperti Mall, Hotel dan Bandara.
2.3 Bagaimana Analisis Restoran Starbucks
Melihat
beberapa hal dia atas kami berkesimpulan bahwa yang menjadikan Brand Starbucks
Coffee semakin kuat adalah :
1. Mengutamakan
kualitas produk
Starbucks sangat menekankan
pada kualitas produk. Kopi mereka meskipun relatif lebih mahal dibanding produk
sejenis, namun kopi mereka sangatlah memuaskan konsumen dengan rasa dan aroma
yang kaya dan lezat.
2. Memposisikan
dirinya sebagai rumah ketiga
Sejak awal, Starbucks berfokus
untuk menciptakan “rumah ketiga” bagi semua orang yang berpergian dari rumah
dan tempat kerja. Starbucks bukan sekedar tempat untuk membeli secangkir kopi,
melainkan sebuah tempat berkumpul untuk bersosialisasi dan berdiskusi, terutama
bagi para pelajar dan para profesional muda. Pengalaman dan atmosfer yang unik
dan menenangkan ini menjadi konsep yang sangat kuat bagi perusahaan ini,
sehingga konsumen merasa sangat tertarik dengan Starbucks.
3. Kepuasan
pelanggan
Kepuasan pelanggan menjadi
sesuatu yang sangat penting untuk Starbucks. Dari pintu masuk ke dalam kedai
kopinya hingga tetes kopi terakhir, konsumen harus bisa merasakan keunikan
dalam pengalaman mencicipi kopi Starbucks.
4. Membuat
komunitas Starbucks
Di websitenya, setiap orang
bisa menceritakan pengalamannya akan kopi Starbucks, dan perusahaan ini juga
secara personal bergabung dalam diskusi tersebut. Dengan cara ini, customer
experience terhadap Starbucks akan meningkat.
Inovasi
Dari tahun ke tahun, Starbucks
dikenal akan ide kreatif dan inovatifnya dalam menambahkan pilihan produk atau
jasa. Mereka menambahkan rasa yang berbeda pada kopi mereka, menambahkan menu
makanan, dan juga menjadi salah satu yang pertama dalam menyediakan fasilitas
internet di toko mereka.
6. Brand
marketing
Starbucks tidak pernah memasang
iklannya di papan billboard, koran, ataupun poster, melainkan dia memfokuskan
pada pemasaran word of mouth dan membiarkan kualitas produk dan jasanya yang
berbicara sendiri.
7. Pemilihan
lokasi
Dalam memilih lokasi, Starbucks
bukannya memilih berdasarkan demografis, lalu lintas, lokasi kompetitor,
ataupun luas tokonya, akan tetapi Starbucks meng-cluster-kan toko-tokonya di
area-area tertentu, sehingga membuatnya sangat mudah ditemui di jalanan-jalanan
kota. Sedangkan mindset strategi pemasaran tradisional justru menentang
penempatan toko yang berdekatan karena dapat memotong penjualan dari
outlet-outlet yang ada.
Kesuksesan Starbucks di capai
dari beberapa faktor, yaitu :
· Kualitas
yang luar bisa dalam hal Kopi
· Servis
yang bagus yang di berikan di setiap toko
· Pertumbuhan
toko toko Starbucks baru tiap harinya di seluruh penjuru Dunia yang semakin
meningkatkan reputasi Starbucks Coffee di mata masyarakat dunia
Faktor-faktor ini tidak hanya
meningkatkan penjualan tetapi juga reputasi diantara para pecinta kopi.
Starbucks menghadapi persaingan yang aggressive di segala area di dalam bisnis
mereka. Pasar untuk masing-masing segmen bisnis mereka ditandai oleh persaingan
ketat di antara perusahaan-perusahaan besar dengan posisiyang sudah stabil
karena sudah berdiri lama dan sejumlah besar perusahaan berkembang yang
baru dengan pertumbuhan yang cepat. Bagaimanapun juga, seperti Starbucks
memiliki kapasitas keuangan yang baik dengan strategi yang baik, ia dapat
mengatasi semua pesaing untuk ber performance tinggi sebagai pemasok kopi kelas
pertama.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dapat
di simpulkan bahwa:
Bisnis
starbucks menurut pandangan saya adalah, suatu kedai kopi yang tidak hanya
menyuguhkan minuman kopi yang berbasis espresso, minuman dingin danpanas , makanan ringan, serta cangkir dan biji kopisaja melainkan juga pelayanannya.
Di starbuck terdapat pelayanan yang tidak terdapat di warung kopibiasa,
sehingga harga kopi di starbucks relatif lebih mahal dibandingkan warung kopi
biasa. Tempat yang lebih indah diiringi musik klasik serta ruangan ber AC
ini juga bisa dimanfaatkan para pembisnis untuk mengadakan meeting bersama
cliennya di starbucks. Fasilitas yang di berikan di starbuck lebih menyenangkan
karena terdapat wifi sehingga para konsumen bisa melakukan akses internetgratis
sambil minum kopi di sana. Starbucks juga menyediakan Entertainment dengan
merek Hear Music, perusahaan ini juga
memasarkan buku, musik, danfilm. Konsef di starbucks mengikuti konsep kafe di
italia, ada aspek romantis,nyaman dan komunal di café
cakap
dengan pelanggan tetap sambil menyajikan kopi dengan cekatan. Starbucks juga
menyambut kedatangan konsumen dengan keramahan dalam pelayanannya sehingga
menciptakan sebuah ikatan yang mengundang pelanggan untuk berkunjung dan
berkunjung lagi. Di indnesia bisnis sarbucks banyak di sukai olehpara pemuda,
pembisnis, serta keluarga yang hanya sekedar berbincang-bincang ringan sambil
menikmati kopi dan pelayanan yang di berikan di starbucks sendiri. Starbucks
adalah persinggahan yang lebih dari sekedar tempat minum kopi.Keberhasilan
Starbucks sebagian dimulai dari
kemauan untuk menantang pemikiran konvensional sembari memperhatikan
hal-hal detail yang memungkinkan Starbucks
untuk berinovasi
3.2
Saran
1.
Perusahaan
Pihak perusahaan di harapkan dapat
mengevaluasi penerapan karyawan yang di dasarkan pada tuga, tanggung jawab,
latar belakang,pendidikan, kemampuan karyawan serta menciptakan suasana
lingkungan kerja yang cukup menyenangkan sehingga para karyawan merasa betah
untuk bekerja meraskan kepuasan karena dapat mengaplikasikan kemampuanya dalam
bekerja.
2.
Karyawan
·
Dari sisi peraturan :
Karyawan harus membiasakan untuk
mengikuti yang ada ataupun yang telah di tetap kan oleh perusahaan tersebut
agar tidak ada yang menerima sebuah sanksi.
·
Dari sisi pelayanan :
Karyawan
selalu bersikap baik, rapi dan memberikan senyuman agar pelanggan tetap setia
apa yang di rasakan dari pelanggan dengan ruangan kita terasa nyaman bagi
mereka dan makanan juga minuman terasa enak untuk mereka nikmati
·
Dari sisi tugas :
Karyawan harus bertanggung jawab dan
menyelesaikan tugas yang telat diberikan oleh seorang atasan secara tepat waktu
atau waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar